Kamis, 05 Juli 2012

PARLEMEN DUKUNG PEMBELIAN LEOPARD DARI JERMAN

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Safrie Sjamsoeddin didampingi Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono dan Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo serta sejumlah pejabat Kemhan lainnya, Rabu (4/7), melakukan Rapat Kerja dengan Komisi I DPR-RI, di Jakarta, yang membahas agenda pencabutan tanda bintang. (Foto: DMC)

5 Juli 2012, Jakarta: Meski Kementerian Pertahanan telah memutuskan untuk membeli langsung Tank Leopard dari negera produsennya, hingga kini Komisi I DPR belum mengambil sikap.

Pasalnya, Kemenhan memang belum menyampaikan secara resmi ke Komisi I. "Komisi I sejauh ini belum memutuskan mendukung pengadaan tank Leopard dari Jerman," ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com di DPR, Rabu (4/7).

Meski demikian, kata Mahfudz, Komisi I menyambut baik keputusan Kemhan yang akan membeli langsung tank tersebut dari Jerman dan batal membeli Tank Leopard bekas Belanda. "Itu merupakan keputusan tepat. Kalau membeli tank bekas, pasti akan menambah anggaran untuk biaya perawatan, onderdil dan sebagainya," katanya.

Soal pembiayaan untuk pembelian Tank Leopard dari Jerman untuk TNI AD sudah dimasukkan ke dalam skema pembiayaan jangka menengah periode 2010-2014.

"Jadi tinggal dibahas secara detil dan teknisnya saja. Tapi, tetap diperlukan persetujuan terlebih dahulu dari Komisi I DPR," ucap Mahfudz.

Sebelumnya Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, Senin (2/6) menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membeli 100 unit tank tempur utama Leopard dari Jerman senilai US$ 280 juta yang dibiayai dari alokasi pinjaman luar negeri

Wamenhan Optimis Parlemen Dukung Pembelian Leopard

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan optimistis Komisi I DPR RI akan mendukung dan menyetujui pembelian 100 unit tank tempur utama Leopard dari Jerman.

Sebab dalam pembicaraan sebelumnya atas rencana pengadaan tank Leopard, banyak di antara anggota Komisi I yang mendorong pembelian langsung dari negara produsennya, Jerman ketimbang membeli tank bekas dari Belanda.

"Semua tahu bahwa modernisasi Alutsista TNI merupakan tuntutan kepentingan nasional. DPR sebagai lembaga representasi dari bangsa ini, akan pasti akan setuju. Sepanjang kita lakukan secara transparan dan akuntabel," ujar Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di sela-sela menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi I di DPR, Rabu (4/7).

Rapat kerja Komisi I dengan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ini sendiri berlangsung secara tertutup dengan sejumlah agenda. Di antaranya pembahasan anggaran Kemenhan dan pencabutan tanda bintang dalam program tertentu.

Sjafrie Sjamsoeddin memastikan bahwa dalam dalam rapat kerja kali ini pihaknya secara formal akan menyampaikan secara resmi rencana pengadaan 100 tank Leopard dari Jerman. "Walaupun sebenarnya sudah ada komunikasi," ujarnya. 

Sumber: Jurnal Parlemen


Jumat, 11 Mei 2012

BUKU: CERITA CINTA ENRICO

http://ulas-buku.blogspot.com/2012/02/kompleksitas-laki-laki-di-mata.html
Resensi oleh: NIGAR PANDRIANTO 
( http://www.blogger.com/profile/00598354469878561261)
Judul: Cerita Cinta Enrico
Penulis: Ayu Utami
Penerbit:Kepustakaan Populer Gramedia


Terbit: Februari, 2012
Harga: Rp. 42.000


Alam pikiran setiap individu sangat kompeks. Namun kompleksitas tersebut tidak terbentuk dengan sendirinya. Selalu ada dinamika eksternal yang ikut membantuknya. Lingkungan keluarga, pendidikan, perjumpaan dengan nilai-nilai religi, serta ragam peristiwa yang dicerap secara inderawi, adalah faktor yang ikut memberikan sumbangan terhadap kompleksitas tersebut.
Novel ini memang bukan novel psikologis. Namun plot yang ada memperlihatkan bahwa latar belakang seorang individu sangat memengaruhi alam pikiran, orientasi serta cara orang tersebut merespon lingkungannya.
Tokoh dalam novel ini, Enrico, adalah seorang individu yang mengagumi sosok sang ibu. Ia percaya bahwa ibunya memiliki kelebihan dari wanita kebanyakan di jamannya. Di matanya sang ibu memiliki citra yang modern, cantik, modis, dan memiiki wawasan yang patut untuk dibanggakan.
Namun citra itu perlahan memudar. Pertama karena sang ibu menganut sekte Saksi Yehova. Anggota sekte ini yang memercayai kiamat yang kian dekat, dan pengingkaran terhadap berbagai jenis kesenangan dunia. Hal ini berbeda dengan ajaran yang ia terima dari sang ibu sebelumnya.
Hal-hal inilah yang kemudian menyisakan berbagai perenungan dan pertanyaan bagi Enrico. Pergulatan serta konflik batin harus terjadi pada masa remajanya. Hal ini kemudian melahirkan sebuah pemberontakan pada diri Enrico.
Pemberontakan yang pertama-tama muncul dalam diri Enrico adalah tidak mengikuti ajaran baru ibunya. Meskipun sang ibu acap kali mengajak Enrico mengikuti perkumpulan tersebut, namun pada akhirnya Enrico memutuskan untuk tidak mengikuit ajaran tersebut.
Pemberontakan berikutnya ini terlihat dari cara ia memilih sekolah. Ia tidak mau melanjutkan kuliah di kota kelahirannya, melainkan di Kota Bandung untuk belajar teknik. Hal ini membuat gusar hati sang ibu, sebab ia menginginkan Enrico menuruti kata-katanya.
Pemberontakan berikutnya terjadi saat memutuskan untuk memutuskan untuk menjadi seorang fotografer. Secara umum hal ini memang aneh, seorang yang belajar teknik di perguruan tinggi, namun memutuskan untuk menjadi fotografer.
Hal sama terjadi dengan kehidupan percintaan Enrico. Ia memang kerap mencintai perempuan. Namun ia tidak mencari istri, hanya mencari seseorang yang dapat mengerti dirinya. Belakangan diketahui, sosok yang ia ingin cari dalam hidupnya adalah perempuan yang dapat menggantikan sosok sang ibu.
Pada bagian ini Ayu Utami ingin memperlihatkan bahwa pengaruh perempuan dalam kehidupan laki-laki sangat besar. Dengan kata lain, di balik seorang lelaki selalu ada sentuhan atau “hasil polesan” sosok perempuan.
Selain itu, Enrico yang selintas tampak seperti laki-laki yang memiliki kehendak bebas dan memiliki kemerdekaan untuk melakukan apa yang ia inginkan, di sisi lain ia juga seorang yang memiliki ketergantungan pada perempuan. Ini merupakan sebuah ironi. Dengan kata lain, kemerdekaan laki-laki justru merupakan sebuah paradoks.
Lewat novel ini Ayu Utami seperti ingin menggugat superioritas laki-laki. Baginya superioritas tersebut tidak lain merupakan imajinasi kultural, yang harus terus-menerus dipertanyakan dan dibongkar.***


Catatan:
Tulisan ini telah dibajak oleh seseorang hingga termuat di sebuah harian terkemuka di Jakarta. Cek: http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/89046


Senin, 30 April 2012

ANDI SAFRI MODDING SIAP JADI BUPATI WAJO

Andi Safri Modding menyatakan kesiapannya untuk memimpin Wajo, melalui Pemilihan Kepala daerah yang akan digelar tahun depan. Hal ini dibuktikan dengan penyampaian permintaan izin kepada Bupati Wajo agar diberi kesempatan dan keluasan. Andi Safri Modding memang tercatat sebagai birokrat dan sedang memimpin salah satu instansi pemerintah di Kabupaten Wajo. Dengan demikian, Andi Safri Modding bakal bersaing dengan incumbent saat ini dan beberapa putra Wajo lainnya yang telah menyatakan kesiapannya meramaikan pilkada. 
Kesiapan Andi Safri Modding ini, didasarkan pada pertimbangan yang matang. Selama ini, pengalaman sebagai birokrat tentunya memberikan pengalaman yang cukup bagi Andi Safri Modding untuk membenahi Kabupaten Wajo, lebih maju dan lebih sejahtera dari kondisi yang ada sekarang ini.
Andi safri Modding merupakan putra dari Andi Modding, purnawirawan TNI yang pernah memimpin DPRD Kabupaten Wajo beberapa tahun yang lalu. Dengan "warisan" jiwa kepemimpinan dari ayahnya, Andi Safri Modding tampil sebagai birokrat yang diandalkan untuk memimpin beberapa instansi, secara bergantian. Penampilan dan pembawaan yang low profile, membuat sosok ini dapat diterima oleh seluruh kalangan masyarakat di Kabupaten Wajo. Dengan sikap berwibawa dan lugas, Andi Safri Modding juga dikenal bijaksana dalam menghadapi tugas yang diembannya. Bahkan kemampuan manajerialnya sangat bagus, karena mampu menyesuaikan kondisi dan audiens yang dihadapi dengan bijak. Tidak jarang, Andi Safri Modding menghadapi langsung cecaran pertanyaan dari wartawan yang kritis sekalipun sehubungan dengan bidang tugasnya.
Dengan penyampaian kepada Bupati akan kesiapannya, secara otomatis, Andi safri Modding siap, bahkan sangat siap menerima konsekuensi sebagai birokrat, misalnya penonaktifan atau nonjob di instansi Pemerintah Kabupaten Wajo. Sikap ini menceriminkan motto sebagai " Maraddeka To Wajo E, Ade'na Na po Puang", yang dapat diartikan sebagai: "orang Wajo merdeka dalam berdemokrasi dan sanggup memilih jalannya sendiri."
Sedangkan untuk kendaraan partai, nantinya akan disesuaikan dengan aturan pemilihan kepala daerah yang berlaku. Hal ini bukanlah sesuatu yang sulit, karena Andi Safri Modding memiliki kapabilitas kepemimpinan seperti yang dipersyaratkan setiap partai dalam mengusung calon pemimpin.
Semangat patriotis untuk memajukan Kabupaten Wajo, pilihan massa yang cerdas dan kualitas pribadi menjadi modal yang kuat bagi Andi Safri Modding. Cerdas, muda dan energik adalah penggambaran watak yang dimilikinya untuk memimpin Kabupaten Wajo. Soal pendamping, nantinya akan disesuaikan dengan kriteria partai pengusung.
Semoga Kabupaten Wajo makin sejahtera, amiiin.




Rabu, 04 April 2012

BISA JADI ADA RAPBN-P KE 2


Setelah mengisi Dialog Kenegaraan yang diadakan DPD RI, DR. H. HARRY AZHAR AZIS, memberikan  keterangan singkat pada wartawan yang menunggunya di Lobby DPD RI.
"Hitungan kita sistim penerimaan kita masih logis, tapi ketika harga BBM naik, maka kita anggap APBN kita riskan tidak ada keseimbangan antara penerimaan dan belanja, karena itu kita mempersilakan pemerintah untuk mengambil kebijakan, termasuk didalamnya menaikkan harga BBM.
Ditanya tentang perubahan APBN, harry mengatakan: terserah pemerintah, pemerintah bisa saja mengajukan perubahan APBN. Kalau pemerintah tidak setuju, silakan pemerintah ajukan lg RAPBN-P 2, kalau tidak setuju lagi, silakan ajukan RAPBN-P 3 dan seterusnya.
BBm bersubsidi itu memang untuk orang miskin, tidak untuk alphard, mercy. Tidak layak untuk itu. Saya kira mereka yang demo itu juga tidak setuju (BBM bersubsidi dipakai untuk mobil mewah)."

Kalau dikatakan APBN-P 2012 itu tidak ada pembatasan, justru itu kita membatasi. Yang miskin layak, tidak boleh naik harga BBM, tapi yang kaya perlu dinaikkan. Itu sudah diatur dalam UU APBN-P. Tidak ada celah lagi.





Jumat, 30 Maret 2012

ROBOHNYA PAGAR MPR RI

Aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak pagi, pada sore harinya, demonstran berhasil merobohkan tembok MPR RI. Setelah melalui hari yang penuh orasi, bahkan terkesan caci maki, peserta aksi demo dari unsur mahasiswa dan buruh, kemudian bisa masuk ke halaman gedung MPR RI.